Pengertian dan Jenis-Jenis Termokopel

Pengertian dan Jenis-Jenis Termokopel

SEOmangat – Termokopel (Thermocouple) adalah perangkat listrik yang terdiri dari dua konduktor listrik berbeda yang terhubung satu sama lain di satu ujung. Termokopel menghasilkan tegangan tergantung suhu karena efek Seebeck, tegangan yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengukur suhu. Jadi, fungsi utama termokopel adalah mengukur suhu.

Mengukur suhu dengan termokopel memiliki beberapa keunggulan, termasuk murah, dapat dipertukarkan atau kompatibel dengan konektor standar lainnya, dan mampu mengukur berbagai suhu. Tidak seperti kebanyakan sistem peralatan pengukuran suhu lainnya, termokopel mampu menghasilkan tegangan sendiri karena bergabungnya dua logam berbeda pada suhu termokopel.

Termokopel adalah sensor suhu serbaguna. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika termokopel banyak digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain termokopel untuk mengukur temperatur gas buang dari turbin, mesin diesel, dan proses industri lainnya. Termokopel juga digunakan di rumah, kantor, dan bisnis sebagai sensor suhu pada termostat dan juga sebagai sensor api pada alat pengaman untuk peralatan gas.

Jenis-Jenis Termokopel

Termokopel adalah sensor suhu yang terdiri dari dua konduktor yang berbeda. Oleh karena itu, dimungkinkan untuk membuat berbagai jenis termokopel yang penting karena hanya terbuat dari dua konduktor. Namun, tentu saja, itu tidak gratis juga. Oleh karena itu, para ilmuwan telah menciptakan standar terbaik untuk setiap jenis termokopel yang dapat digunakan. Berikut delapan jenis termokopel beserta penjelasannya.

Termokopel Tipe-B

Termokopel tipe B adalah termokopel yang paduannya adalah platinum (6% rhodium) dan platinum (30% rhodium). Termokopel ini memiliki kisaran suhu 1370 hingga 1700°C. Termokopel ini dapat digunakan dalam aplikasi suhu sangat tinggi seperti produksi kaca.

Termokopel Tipe-E

Termokopel tipe E adalah termokopel yang terbuat dari Chromel dan Constantan. Itu dapat beroperasi pada kisaran suhu 0-870 ° C. Termokopel ini tidak berfokus pada oksidasi di atmosfer dan dapat digunakan di lingkungan yang lembam. Namun, termokopel ini harus dilindungi dari media belerang. Termokopel tipe E biasanya digunakan di pembangkit listrik.

Termokopel Tipe-J

Termokopel tipe J adalah jenis termokopel yang dibentuk dengan besi dan konstanta. Berlaku dalam rentang suhu 0 hingga 760 °C. Karena rentang suhu termokopel yang rendah, umur layanannya berkurang pada suhu tinggi. Termokopel tipe J paling cocok untuk lingkungan vakum dan lembam.

Termokopel Tipe-K

Termokopel tipe K adalah termokopel yang terbuat dari Chromel dan Alumel. Berlaku dalam rentang suhu antara 95 dan 1260°C. Termokopel tipe K paling cocok untuk lingkungan netral atau pengoksidasi. Termokopel ini menghasilkan variasi EMF di bawah 1800°F karena histeresis, yang membatasi penggunaannya di lingkungan inert dan pengoksidasi di bawah suhu ini. Termokopel ini paling sering digunakan di kilang.

Termokopel Tipe-N

Termokopel tipe-N adalah kombinasi paduan Nicrosil dan Nisil. Berlaku dalam kisaran suhu 650 hingga 1260 °C. Tidak seperti termokopel tipe K, termokopel tipe N menawarkan ketahanan yang sangat tinggi terhadap degradasi karena pembusukan hijau dan histeresis. Termokopel ini paling sering digunakan di kilang dan industri petrokimia.

Termokopel Tipe-R

Termokopel tipe R adalah gabungan platinum (13% rhodium) dan termokopel platinum. Berlaku dalam kisaran suhu 870 hingga 1450 °C. Termokopel ini lebih mahal daripada termokopel Tipe S karena mengandung persentase rhodium yang lebih tinggi. Akurasi dan stabilitasnya yang tinggi menjadikannya termokopel yang ideal untuk digunakan dalam unit pemulihan belerang.

Termokopel Tipe-S

Termokopel Tipe S adalah kombinasi dari platinum (10% rhodium) dan platinum. Berlaku dalam kisaran suhu 980 hingga 1450 °C. Termokopel tipe S digunakan dalam aplikasi yang melibatkan suhu sangat tinggi. Termokopel tipe S banyak digunakan di berbagai industri.

Referensi:

www.kelasplc.com